TAHUN 2020 adalah kondisi tersulit dalam perekonomian di Bangka Belitung. Bahkan ekonomi nasional dan global. Pandemi Covid-19 meruntuhkan sendi perekonomian. Dalam sejarahnya pada tahun 2020, ekonomi negara terkontraksi . Dunia menghadapi resesi.
Bincang-bincang wowbabel.com mengulas perekonomian Bangka Belitung Tahun 2020 untuk membuat proyeksi di Tahun 2021 menghadirkan Fery Insani Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bangka Belitung dan Tantan Heroika Kepala Bank Indonesia Perwakilan Babel dalam program speak up yang dipandu Muri Setiawan. Rangkuman catatan akhir tahun wowbabel bidang ekonomi ditulis kembali oleh wartawan senior Albana dalam dua tulisan.
Tanda-tanda mulai suramnya pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung sudah terlihat diawal tahuan 2020. Triwulan pertama (Januari-Maret), pertumbuhan ekonomi jeblok hanya tumbuh 1,37%. Padahal di triwulan IV tahun 2019 angka pertumbuhan masih di tumbuh sebesar 3,32 persen. Bahkan tahun 2018 sebesar 4,46 persen.
Optimisme mengejar pertumbuhan ekonomi tahun 2020 seketika ambyar. Memasuki triwulan II, pandemi Covid-19 dengan cepat menumbangkan seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan terkontraksi dalam, negatif 4,99 persen. Mobiitas orang dan barang yang terbatas, seolah mengunci angka pertumbuhan. Aktifitas ekspor Babel yang bersandar pada timah terus jeblok. Masyarakat dalam situasi yang payah.
Kondisi ini menjadi pelajaran berharga, masa pandemi antara kesehatan dengan ekonomi tetap harus sejalan. Berbagai regulasi diambil untuk menyelamatkan perekonomian. Arus keluar masuk orang dan barang seperti pelabuhan dan bandara kembali dibuka dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Langkah ini sedikit memberi ruang, meski angka pertumbuhan masih negatif di triwulan III yakni 4,38 persen.
“Hampir semua kita merasakan payah. Tidak saja Bangka Belitung, Indonesia tapi secara secara global mengalami hal yang payah. Kalau kita berbicara indikator, semuanya mengalami penurunan. Itu yang kita rasakan di masyarakat . Kita terdampak oleh pandemi. Saya ingat, diawal tahun kita masih optimis yakni di Januari-Februari, tapi di bulan Maret kita masih berasumsi kalau situasi ini berjalan tiga bulan. Rupanya sampai Agustus kondisinya masih belum baik dan menjadi hal yang sangat susah. Tapi kita tidak bisa menyerah,” ujar Fery Insani.