Iman Qolbi Sukses Manfaatkan Peluang Usaha Pertanian di Desa Rias

- Jumat, 3 September 2021 | 08:58 WIB
Iman Qolbi salah satu petani dari Desa Rias Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan memanfaatkan program PUMK dari PT Timah Tbk. Ia menggarap lahan seluas 1,5 hektar. Dalam setahun dirinya bisa dua sampai tiga kali menanam padi berjenis beras merah. (ist)
Iman Qolbi salah satu petani dari Desa Rias Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan memanfaatkan program PUMK dari PT Timah Tbk. Ia menggarap lahan seluas 1,5 hektar. Dalam setahun dirinya bisa dua sampai tiga kali menanam padi berjenis beras merah. (ist)

TOBOALI,www.wowbabel.com -- Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam menjaga ketahanan pangan. Khususnya para petani yang menanam tanaman pangan dan holtikultura. Untuk itulah, PT Timah Tbk melalui progam Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) menjadikan sektor pertanian dan perkebunan menjadi salah satu sasaran penerima bantuan pinjaman modal. 

Iman Qolbi salah satu petani dari Desa Rias Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan memanfaatkan program PUMK dari PT Timah Tbk. Ia menggarap lahan seluas 1,5 hektar. Dalam setahun dirinya bisa dua sampai tiga kali menanam padi berjenis beras merah.

Ia menceritakan dalam satu kali panen biasanya ia bisa menghasilkan 2 hingga 3 ton beras. Jumlah ini tergantung dengan kondisi cuaca dan faktor alam lainnya. Namun, kata dia menjadi petani merupakan profesi yang menjanjikan secara ekonomi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Apalagi daerah mereka memang terkenal sebagai salah satu lumbung beras di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

“Lahan saya cuma 1,5 hektar, kalau di sini bilangnya lima petak. Sejak awal saya memang menanam beras merah, karena harganya jualnya lebih tinggi, peminatnya juga lebih banyak. Terus kalau lama keringnya, beras merah ini enggak berpengaruh ke warnanya,” cerita Iman. 

Melihat peluang lainnya, selain menjadi petani dirinya juga mulai usaha penggilingan padi. Lalu membeli padi dari petani lainnya, kemudian menjualnya langsung ke masyarakat. 

“Karena sawah enggak terlalu banyak, jadi saya cari peluang lain dengan buka usaha penggilingan. Petani menggiling padinya di saya, ada yang petani langsung menitipkan jual berasnya di saya, ada yang mereka hanya bayar untuk penggilingannya saja. Jadi memanfaatkan peluang yang ada,” katanya. 

{separator}

Menurutnya, disela-sela waktu merawat sawah dan menunggu panen, dirinya menjual beras para petani ke beberapa pasar di Kota Pangkalpinang dan beberapa wilayah lainnya. 

Beras yang ia jual terdiri dari beras merah dan beras putih dengan Brand ‘Rias Makmur’. Menurutnya, peminat beras ini cukup tinggi dalam satu bulan dirinya bahkan bisa menjual sekitar puluhan ton beras merah dan putih yang diproduksi petani di desa mereka. 

Usaha penggilingan dan penjualan berasnya terus berkembang, namun di saat musim hujan pihaknya agak kewalahan karena kesulitan untuk penjemuran padi. Penjemuran padi yang masih mengandalkan matahari ini membuat pasokan beras mereka berkurang. 

“Seperti panen sekarang ini, padi saya saja yang 2 ton lebih itu belum kering. Cuaca hujan terus dan kita hanya mengandalkan matahari untuk menjemur padi. Padahal permintaan pasar akan beras ini kan tiap hari,” kata dia.


-


Halaman:

Editor: Barly Wow

Rekomendasi

Terkini

X