PANGKALPINANG, www.wowbabel.com-- Sektor pertambangan timah memiliki peran yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Bangka Belitung.
Jika pemerintah merealisasikan penghentian ekspor timah Indonesia setidaknya akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Babel hingga 10 persen.
Baca Juga:Izin Ekspor Timah Terhambat, Ekonomi Babel Bakal Melambat
Presiden RI Joko Widodo berulang kali menyatakan untuk menghentikan ekspor komoditas tambang mineral dalam bentuk raw material. Setelah beberapa jenis hasil tambang seperti nikel, batubara, dan bauksit, Presiden Jokowi akan menghentikan ekspor timah batangan pada tahun 2024. Timah Indonesia sebagian besar dihasilkan dari Provinsi Bangka Belitung.
“Kalau benar-benar ekspor timah dihentikan ada pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung. Dari hasil tambang berupa timah itu sekitar 10 persen sekarang kontribusinya," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bangka Belitung, Budi Widihartanto, Rabu (9/2/2022).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung mencatat ekonomi Bangka Belitung pada triwulan IV 2021 dibanding triwulan IV-2020 secara tahunan atau year on year (yoy) tumbuh sebesar 6,32 persen. Timah menjadi komoditas dominan dalam mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung. Kontribusi ekspor timah hingga Desember 2021, mengalami kenaikan 152,38 persen.
Tidak saja kontribusi langsung dari ekspor, sektor penambangan ini juga berdampak terhadap industri pengolahan seperti peleburan, perdagangan dan jasa, hingga sektor ikutan lainnya.
“Karena memang dari timah akan berdampak juga terhadap sektor ikutannya, yakni sektor pengolahan, kalau tidak ekspor lagi, pasti akan turun juga pengolahannya. Oleh sebab itu, kalau ada hilirisasi, hilirnya akan kekurangan input atau pasokan,” terang Budi.
Budi juga menambahan, dampak lanjutannya terhadap perekonomian dari penghentian ekspor timah sektor perdagangan, sektor jasa-jasa yang sektor ikutan dari sektor utama timah itu karena ada masyarakat yang mengandalkan pendapatan dari timah.
“Tentunya ini akan berdampak juga bukan sekitar 10 persen tapi bisa sedikit bertambah lagi,” imbuh Budi.
Oleh sebab itu Budi menyarankan agar sektor pertanian dan perkebunan di Bangka Belitung yang semakin menggeliat untuk lebih difokuskan karena sektor perkebunan dan kelautan akan menjadi penyeimbang ketika di sektor lain mulai berkurang.(fn/wb)