Erzaldi Pergi untuk Kembali

- Kamis, 12 Mei 2022 | 04:58 WIB
Caption: Gurbernur Babel 2017-2022 Erzaldi Rosman dan Pj Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin. (IST)
Caption: Gurbernur Babel 2017-2022 Erzaldi Rosman dan Pj Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin. (IST)

Oleh Marwan Alja’fari, pembelajar di Saung Budaya Bukit Betung

Di penghujung masa jabatannya, Suharto (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada  Rabu kemarin (11/5)  mengadakan acara Halal Bi Halal di kantor Dinas Budaya Pariwisata dan Pemuda Olahraga. Acara tersebut menghadirkan mantan kepala Dinas Pariwisata baik yang sudah pindah tugas maupun yang sudah pensiun. Di antaranya Yan Megawandi dan Muhammad Rivai.

Menariknya, dalam acara tersebut ada sambutan dari Ketua Lembaga Adat Melayu Serumpun Sebalai, Datuk Profesor Bustami Rahman. Mantan Rektor UBB ini menarik hikmah dari kehadiran mantan pejabat Kadis Pariwisata  yang sudah pensiun dan Kadis Pariwisata yang sekarang juga  tidak lama lagi akan pensiun, ditambah lagi dengan hadirnya Wagub Babel Abdul Fatah yg satu hari lagi akan mengakhiri masa jabatannya.

Menurut Datuk Bustami, pindah tugas dan berhenti tugas dalam jabatan karena masanya sudah berakhir atau pensiun, adalah hal biasa dalam dunia birokrasi. Bahkan harus kita syukuri, karena ada orang yang belum sempat pensiun tapi malah sudah berhenti hidup. 

Beliau mengajak para undangan yang hadir untuk belajar dari buah kelapa dalam satu tandan. Ada buah kelapa yang belum sempat besar tapi sudah jatuh duluan tapi ada yang kuat bertahan "dijolok- jolok" pun tak jatuh- jatuh.

Begitulah yang berlangsung di dalam putaran roda kehidupan manusia, mulai dari kandungan lalu lahir,  kemudian tua terus meninggal dunia, tapi ada juga yang tidak sempat tua, sudah tiada.

Di akhir sambutannya Datuk Bustami mengutip dua ayat dari Al Qur-an sebagai pengingat untuk semua yang hadir. Pertama, ayat 185 surat 'Ali Imran yang menyebutkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kedua, ayat 78 surat An-Nisa' yang artinya berbunyi

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh," katanya. 

Sambutan Datuk Bustami yang mengingatkan hadirin kepada kematian tentu saja bermakna penting bagi kita semua, sebab sebaik-baik pengingat manusia adalah kematian. 

Sehubungan dengan itu sebagai orang beriman tentu saja kita sadar bahwa kematian versi kita berbeda dengan versi orang yang tidak percaya Tuhan.

Kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi justru awal mula memasuki kehidupan yang baru menuju akhirat yang kekal. Kehidupan di dunia adalah masa di mana kita mempersiapkan diri, mengumpulkan bekal untuk melanjutkan perjalanan yang masih panjang.

Lalu bagaimana jika hal ini dikaitkan dengan perjalanan jabatan seseorang?

Orang- orang bijak mengatakan bahwa jabatan itu adalah bagian dari duniawiyah, tidak kekal. Jabatan itu amanah yang harus dijalankan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Di manapun kita ditugaskan kita harus bersyukur, jabatan itu amanah yang harus dijalankan dengan baik, jangan menghakimi diri sendiri dengan menganggap diri dibuang, atau tidak mau bergeser apalagi tidak mau berhenti dari jabatan yang lama, karena semua itu justru akan sangat berpengaruh dengan kinerja kita di tempat yang baru.

Sekali lagi, di dunia ini tidak ada yang kekal. Tidak ada yang tidak berkesudahan.

Halaman:

Editor: Robby Wowbabel

Rekomendasi

Terkini

Seorang Komandan Senior Hizbullah Dibunuh oleh Israel

Selasa, 9 Januari 2024 | 18:30 WIB
X